Minggu, 22 April 2012

Mengenang Kartini, Menemukan Jati Diri

Hari Kartini yang biasa diperingati setiap tanggal 21 April merupakan moment penting bagi wanita Indonesia karena pada hari tersebut selain diperingati sebagai hari kelahiran pahlawan nasional, juga merupakan hari penting dalam mengenang perjuangan wanita Indonesia dalam meraih hak-haknya. Hak-hak tersebut dikenal dengan istilah emansipasi wanita. Bagaimana teman-teman Zeronine memandang makna emansipasi wanita?

Emansipasi wanita bukanlah hal yang sembarangan, memaknai emansipasi haruslah diiringi dengan hati nurani serta pemikiran mendalam. Emansipasi bukanlah sikap bebas tanpa aturan sehingga seolah-olah dengan emansipasi, wanita bebas untuk berekspresi tanpa mempedulikan aturan dan tata nilai yang berlaku bagi kita sebagai warga Timur yang menjunjung tinggi etika dan tata krama. Dengan emansipasi, wanita sebagai tiang dunia harus mampu membawa majelisnya, bangsa dan negara tempatnya bernaung ke arah yang jauh lebih baik. Emansipasi wanita Indonesia memberikan kesempatan bagi kaum wanita untuk memimpin, tidak sedikit era sekarang wanita menjadi pemimpin di daerahnya. Bahkan Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh wanita, ialah Ny. Megawati Soekarno Putri. Atau mungkin bisa lihat di sekitar kita sekarang, HMTI juga pernah dipimpin oleh seorang wanita, Kak Lusi angkatan 2001. Dengan kesempatan seperti itu, justru harusnya wanita bisa memanfaatkannya sebagai ajang untuk memberikan pengaruh serta pemikiran-pemikiran yang positif untuk lingkungan sekitarnya. Wanita, sumber inspirasi.

Mari kita simak makna emansipasi menurut teman-teman Zeronine.

Dina Tauhida, "Menurut saya, emansipasi wanita itu bukan cuma wanita bisa ngerjain apa yang dilakukan laki-laki, tapi emansipasi itu lebih ke bagaimana peran perempuan menjadi seorang wanita belajar menjadi ibu dan istri yang baik dengan tetap memiliki kesibukan yang hampir setara dengan laki-laki, tetap berada pada kodrat wanita sesungguhnya."

Dentista, "Emansipasi merupakan kemerdekaan yang tidak menjajah, kebebasan yang masih berbatas, wanita yang aktif berkarya sesuai dengan kodratnya."

Aisyah, "Bagi saya emansipasi wanita adalah adanya persamaan hak bagi wanita untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, serta hak untuk mengemukakan pendapat tapi masih dalam batas yang wajar, tidak mengeksploitasi"

Willy Oktafiano, "Emansipasi wanita merupakan suatu prestasi, bagus, dengan emansipasi wanita juga bisa maju, tidak selalu di belakang, dan mampu sederajat dengan kaum lelaki"

Begitulah teman-teman Zeronine memaknai emansipasi. Perlu ditanamkan dalam benak kita bahwa emansipasi bukanlah memperoleh hak untuk semena-mena, tetapi emansipasi merupakan hak yang berbudi.

Belum lepas dari ingatan kita cerita tentang Geng Nero atau berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kaum wanita, atau berbagai cerita penyiksaan TKW dan berbagai diskriminasi terhadap wanita lainnya. Bukan seperti geng-geng wanita yang bebas berekspresi tidak selayaknya wanita, atau masih adanya pelecehan terhadap kaum wanita. Emansipasi merupakan hal yang unik, yaitu antara hak dan kewajiban jelas pembagiannya atau kebebasan yang berbatas aturan dan kodrati. Wanita bebas untuk bekerja di luar, membantu suami mencari nafkah, tetapi tidak melupakan kewajibannya sebagai pengurus rumah tangga, tidak melupakan kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Wanita bebas berbicara, mengeluarkan pendapatnya, tetapi lantas tidak lepas kontrol. Sebagai kodratnya wanita adalah makhluk yang alus tetapi berjiwa tangguh, dengan itu harus tahu bagaimana seharusnya wanita menjaga sikap dan tutur katanya sehari-hari. Wanita merupakan kunci kesuksesan, manager yang luar biasa.

Mari maknai Hari Kartini dan emansipasi wanita dengan pemikiran mendalam dan hati yang bersih sehingga terwujud Indonesia yang Digdaya. (sdm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar